Template Mirip Detik

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Penyebab Telur Kenari Gagal Menetas

By On Januari 16, 2012




 Bagi beberapa orang yang sedang memulai perjuangan atau hobi beternak kenari tentu saja sering merasa galau jikalau burung kenari yang mereka budidaya sulit untuk produksi. Beberapa hal yang perlu dipahami ialah tidak ada cara instan untuk menciptakan burung kenari yang kita rawat sanggup berketurunan atau berproduksi.


Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak. Diperlukan metode dan prosedur rawatan jangka panjang guna menciptakan burung kenari yang ditangkarkan bisa berproduksi sampai umur 5 tahun atau di atasnya. Kembali ke persoalan judul, mengapa telur kenari gagal menetas? Berikut ada beberapa pembahasan umum yang terkait dengan kelangsungan keturunan dan reproduksi kenari:
  • Proses kawin: untuk mengetahui salah satu penyebab gagalnya telur kenari untuk menetas ialah dari proses kawinnya. Secara alami burung kenari betina sanggup mengeluarkan telur walau tidak ada proses kawin atau pembuahan dari induk jantan, jadi jikalau ingin mendapat bibit dari telurnya maka diharapkan proses kawin.
  • Hormon: dikala proses kawin terjadi secara baik namun telur kenari gagal menetas sesudah masa pengeraman 14 hari atau telur terlihat kosong sesudah di cek pada usia pengeraman lebih dari 5 hari maka salah satu kemungkinannya ialah kurang matang/siapnya hormon indukannya. Jika selama ini beberapa penghobiis hanya mengacu kepada faktor jantan saja yang berperan terhadap hasil pembuahan sel telur dalam badan betina maka ternyata faktor betina juga berperan dalam menghasilkan keturunan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kondisi birahi pada burung kenari tidak sanggup disamakan atau menjadi patokan bahwa burung tersebut juga memiliki hormon yang baik dan subur.
  • Suhu: sering dijumpai bahwa bibit/piyik kenari yang sudah terbentuk di dalam telur tidak sanggup menetas sesudah masa 14 hari pengeraman. Salah satu penyebabnya ialah alasannya ialah suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Jika telur yang sedang dierami oleh indukannya mendapat intensitas sinar matahari pribadi dalam waktu yang usang maka biasanya kondisi telur akan mengalami dehidrasi. Begitu pula sebaliknya jikalau suhu terlalu masbodoh dan telur kurang mendapat kehangatan yang baik maka biasanya proses pembentukan bibit tidak akan berlangsung dengan baik.
  • Psikologi: kondisi stress pada indukan yang mengeram telur juga turut memicu keberhasilan telur tersebut menetas. Saat indukan stress maka beliau akan memiliki kecenderungan untuk meninggalkan sarang pengeraman (tidak mengeram) dan sanggup berperilaku yang tidak wajar, contohnya sikap hiperaktif alasannya ialah over birahi, terdapat kutu di sarang pengeraman atau kondisi daerah ternak yang kurang kondusif.
  • Penyakit: sudah sewajarnya jikalau burung kenari yang sedang terinfeksi penyakit akan mengalami penurunan stamina dan nafsu makan. Selain itu burung kenari yang terkena penyakit dikala mengeram dalam beberapa kasus akan malas mengerami telur-telurnya walau dalam beberapa kasus indukan yang terkena penyakit jikalau tak tertangani secara baik sanggup mati dengan kondisi mengerami telur-telurnya. Hal lainnya ialah jikalau penyakit tersebut menyerang burung kenari indukan sebelum proses kawin maka biasanya akan bekerjasama dengan daya tetas telur yang tidak bisa maksimal, begitu pula jikalau penyakit hinggap pada burung kenari indukan sesudah proses kawin.
  • Kondisi/stamina: kondisi burung yang terlalu capek akhir terlalu terforsir untuk kawin atau kontes bisa jadi malah mengakibatkan persoalan baru, beberapa hal ditengarai terjadinya egg binding sanggup dipicu alasannya ialah kondisi induk betina yang terlalu letih untuk mengeluarkan telur-telur dari rahimnya. Sedangkan pada indukan jantan stamina yang terkuras dan tidak fit juga turut mempengaruhi kualitas sperma.

Masih terkait dengan daya tetas telur bahwa ada hal yang paling fundamental yang tidak bisa ditinggalkan yaitu persoalan Gizi. Kebutuhan akan vitamin, mineral dan zat-zat yang diharapkan oleh burung kenari melalui pakan, suplemen, penjemuran dan kebersihan harus terpenuhi secara baik sebelum masa produktif itu tiba. Hal ini juga juga tidak bisa diselenggarakan dan memiliki imbas yang tiba-tiba/instan melainkan butuh proses untuk menanganinya. Ini sekaligus menjelaskan fenomena indukan yang tidak mau ngisi dimana seringkali antara gizi dan kematangan hormon tidak ada kesinambungan bahkan ditemui beberapa burung yang dipaksakan kawin sebelum benar-benar dalam kondisi puncak.

Baca Juga :

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »